Hadits Tentang Haji dan Umroh Serta Keutamaanya
Hadits tentang haji dan umroh harus dipahami oleh semua umat Muslim, terutama orang-orang yang akan melangsungkan kedua ibadah tersebut di Tanah Suci. Haji dan umroh tentu saja menjadi ibadah yang paling diimpikan oleh umat Islam. Selain karena berkesempatan pergi ke Baitullah, para jamaah juga bisa mendapatkan pengalaman spiritual yang tidak bisa didapatkan sebelumnya.
Melalui artikel ini, kami akan jelaskan secara singkat dan padat, apa hadits tentang ibadah haji dan umroh. Dengan begitu, Anda bisa mendapatkan bekal pengetahuan yang lebih lengkap untuk menunaikan ibadah yang hanya bisa dilakukan di kota Mekkah tersebut.
Penjelasan Hadits Tentang Haji dan Umroh
Pada artikel ini, kami akan menerangkan syarah atau penjelasan hadits yang diterjemahkan secara bebas, tanpa melakukan penambahan atau pengurangan kata dan tanpa mengubah isi maksud.
Hadits yang kami maksud adalah dari kitab Minhatul ‘Allam fi Syarhi Bulughil Maram (5/851-868), yang dibuat oleh Syaikh Abdullah bin Shalih al-Fauzan –hafizhahullah-, pada cetakan Daar Ibnil Jawzi, cetakan ke-8, Rabi’ul Awwal, tahun 8421 H, Dammam, KSA.
عن أبي هريرة رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: العمرةُ إلى العمرةِ كفَّارَةٌ لمَا بينَهمَا ، والحجُّ المبرورُ ليسَ لهُ جزاءٌ إلا الجنَّةُ
Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, “Ibadah umrah ke ibadah umrah berikutnya adalah penggugur (dosa) di antara keduanya, dan haji yang mabrur tiada balasan (bagi pelakunya) melainkan surga” (HR al-Bukhari dan Muslim).
Adapun hadits tersebut ditinjau ke beberapa penjelasan lainnya, yaitu:
1. Takhrij Hadits
Imam al-Bukhari mengeluarkan hadits ini (melalui Shahih-nya) pada Abwabul Umrah, yaitu Babu Wujubil Umrah wa Fadhliha, nomor 1773. Lalu dikeluarkan juga oleh Imam Muslim (melalui Shahih-nya) nomor 1349, dari jalan Sumayy budak Abi Bakar bin Abdurrahman, yang berasal dari Abu Shalih as-Samman, dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, dengan cara marfu’.
2. Keutamaan Perbanyak Ibadah Umroh
Melalui hadits tentang haji dan umroh, menunjukkan bahwa ada keutamaan jika memperbanyak ibadah umroh Ramadhan.
Hal ini dikarenakan umroh memiliki keutamaan yang mulia, yaitu bisa menggugurkan dan menghapuskan dosa-dosa. Akan tetapi, mayoritas ulama menerangkan bahwa yang dimaksud dari dosa-dosa di sini merupakan dosa kecil, dan bukan dosa besar.
Kebanyakan para ulama pun menjelaskan bahwa bolehnya seseorang mempersering ibadah umroh (misalnya setahun dua kali atau lebih). Hadits ini pun diterangkan oleh Ibu Taimiyah yang membedakan ibadah haji dan umroh.
Pasalnya, haji menjadi salah satu ibadah yang dilakukan di Tanah Suci dan hanya boleh dilakukan pada bulan haji saja. Sedangkan untuk umroh merupakan ibadah yang bisa dilaksanakan kapan saja, sehingga hadits ini menerangkan bahwa melakukan umroh secara sering merupakan ibadah yang diperbolehkan.
3. Keutamaan Haji Mabrur
Pada hadits tentang haji dan umroh, ada yang menjelaskan keutamaan haji mabrur (baik) dan balasan untuk orang yang mendapatkannya adalah “surga”. Haji yang mabrur dijelaskan langsung oleh Imam Ibnu Abdil Barr, “Adalah haji yang tidak tercampur dengan perbuatan riya’ (ingin dipuji), sum’ah (ingin didengar), rafats (berkata keji dan kotor) fusuq (berbuat maksiat), dan dilaksanakan dari harta yang halal…” (at-Tamhid, 22/39).
Jadi dari pengertian hadits tentang haji dan umroh di atas, kedua ibadah ini memiliki keutamaan masing-masing. Umroh, meskipun memiliki waktu pelaksanaan yang lebih singkat, namun ibadah ini bisa menghapus dosa dosa kecil.
Sedangkan untuk haji, ini merupakan ibadah yang masuk ke dalam rukun Islam kelima. Maka bagi orang-orang yang mendapatkan haji mabrur, imbalan yang diberikan oleh Allah SWT adalah surga.
Baca Juga: Apa Sajakah yang Bisa Menjadi Pahala Infaq di Masjid? Simak Penjelasannya